Villa Isola adalah salah satu bangunan berarsitektur art deco yang tetap dipertahankan di Bandung
Itulah beberapa perubahan yang telah dialami Bandung dari masa ke masa. Menurut kamu, kawasan kota tua mana yang terbaik untuk dijadikan tempat wisata di Bandung? Tulis di kolom komentar ya!
Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019
Tahu nggak Rek, ternyata dulu ada Kabupaten dan Kota Surabaya. Lalu sekarang di mana kabupaten tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan itu, detikJatim mengutip jurnal berjudul Sejarah Perubahan Status Administrasi Gresik dari Kabupaten Surabaya Menjadi Kabupaten Gresik Tahun 1974. Jurnal tersebut ditulis Umi Fadlilah dari Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya.
Judul jurnal tersebut sebetulnya sudah menjawab pertanyaan soal di mana Kabupaten Surabaya saat ini. Namun muncul pertanyaan-pertanyaan lainnya. Seperti mengapa Kabupaten Surabaya berubah menjadi Kabupaten Gresik? Lalu bagaimana proses peralihannya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabupaten Surabaya jadi Kabupaten Gresik
Usulan tersebut dikabulkan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 1974 tanggal 1 November 1974, di mana secara resmi nama Kabupaten Surabaya dihapus dan diganti dengan nama Kabupaten Gresik.
Perubahan tersebut disetujui Presiden Soeharto dan Menteri/Sekretaris Negara Republik Indonesia, Sudarmono. Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, Kabupaten Surabaya resmi disebut Kabupaten Gresik pada 27 Februari 1975. Ibu kotanya Kota Gresik.
Perubahan nama kabupaten tersebut merupakan peristiwa penting bagi masyarakat Gresik. Yang memberikan pengaruh besar terhadap Kota Gresik.
Gresik yang semula berstatus sebagai kecamatan atau kawedanan, harus menggelar pembangunan sedemikian rupa, agar memiliki taraf yang sesuai dengan statusnya sebagai kabupaten.
Lukisan foto karya Kozaburo Tamamura yang berusia lebih dari 1 abad, menggambarkan keindahan Jepang
Lukisan foto karya Kozaburo Tamamura yang berusia lebih dari 1 abad, menggambarkan keindahan Jepang
Sebuah koleksi dari foto lukisan tangan berusia lebih dari 100 tahun menarik perhatian masyarakat Jepang baru –baru ini, dengan keindahan dan originalitasnya. Foto lukisan tangan yang diambil oleh fotografer terkenal, Kozaburo Tamamura pada awal abad ke-20 adalah gambar pertama yang digunakan untuk mempromosikan Jepang kepada dunia.
Beberapa foto menampilkan nuansa keindahan dari kehidupan sehari-hari. Tamamura adalah seorang fotografer pada masa periode Meiji (1868 – 1912) ditugaskan oleh salah satu penerbit dari Amerika Serikat untuk membuat foto-foto tersebut. Pemandangan dan nuansa yang dipilih untuk menarik orang asing ratusan tahun lalu masih memiliki pesona magis yang sama hari ini.
Foto – foto yang usia lebih dari 100 tahun namun budaya unik, sejarah dan keindahan alami Jepang masih menjadikan daya tarik wisatawan asing untuk datang. Meski kemajuan teknologi foto yang ada di abad 21, namun tetap sulit bersaing dalam hal sentuhan personal dari foto lukisan tangan.
Berikut foto – foto karya dari Kozaburo Tamamura:
Jakarta - Deretan potret berikut menggambarkan kondisi Jepang, dulu dan sekarang, yang ternyata walaupun jauh berbeda, ada yang tak berubah. Yaitu tetap terlihat tertib.
Jakarta - Deretan potret menarik berikut ini menggambarkan kondisi Jepang, dulu dan sekarang, yang ternyata walaupun jauh berbeda, tetap terlihat tertib. Indonesia bisa?
Silih berganti nama pemimpin membuat Bandung menjadi lebih baik hingga seperti sekarang. Salah satu yang paling terasa adalah perubahan dalam perencanaan wilayah kotanya.
Yuk, kita bernostalgia sedikit melihat pemandangan Bandung tempo dulu dan sekarang!
Bandung dulu tidaklah semaju sekarang. Meski padat, ini sisi positif yang harus disyukuri
Tidak semuanya diubah total, ada beberapa titik yang dipertahankan. Salah satunya Jalan Braga ini
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Baca Juga: 10 Tempat Makan Keluarga di Bandung yang Bikin Kumpul Jadi Seru
Sejarah Kabupaten Surabaya Jadi Kabupaten Gresik:
Awalnya, Gresik berstatus sebagai ibu kota dari Kabupaten Surabaya. Status itu ditetapkan Mr Assaat. Ia merupakan Pelaksana Tugas Presiden Republik Indonesia (27 Desember 1949 sampai 15 Agustus 1950).
Penetapan tersebut memunculkan perbedaan antara nama kabupaten dengan ibu kotanya. Nama kabupatennya Surabaya, sedangkan ibu kotanya Gresik.
Dalam perkembangannya, perbedaan nama kabupaten dengan ibu kotanya itu dirasa kurang tepat dan serasi secara psikologi. Kemudian terbit Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965, yang berisi tentang perubahan batas wilayah Kota Surabaya.
Saat itu, Kota Surabaya menambah lima kecamatan yang diambil dari Kabupaten Surabaya. Lima kecamatan itu yakni Wonocolo, Sukolilo, Rungkut, Tandes dan Karangpilang.
Kebijakan itu secara otomatis semakin menjauhkan pusat pemerintahan Kabupaten Surabaya dengan wilayah yang diperintah. Gresik begitu luas, perbatasannya hingga Lamongan, Mojokerto dan Sidoarjo.
Usulan perubahan nama kabupaten
Sehingga DPRD Kabupaten Surabaya, melalui surat keputusannya tertanggal 20 Maret 1974 Nomor Perda/2/DPRD-II/74, mengusulkan agar nama Kabupaten Surabaya dihapus dan diganti dengan nama Kabupaten Gresik.
Usulan tersebut mendapat dukungan dari Bupati Surabaya, Soefelan, melalui suratnya pada tanggal 25 Maret 1974 Nomor HK.4105/30/III/74. Juga mendapat dukungan dari Gubernur Jawa Timur waktu itu, Moh Noer.
Gubernur Jawa Timur meminta Bupati Soefelan memindahkan kantor-kantor pemerintahan ke Gresik. Termasuk jawatan-jawatan vertikal yang masih berkantor di Kota Surabaya.
Selanjutnya disusul pemindahan tempat tinggal Bupati Surabaya. Dari Jalan Gentengkali Kota Surabaya ke Kota Gresik. Pemindahan dilakukan secara berangsur-angsur.
Moh Noer lalu mengusulkan perubahan nama kabupaten tersebut ke pemerintah pusat, dalam suratnya pada 30 Maret 1974 Nomor Pem. II/2024/157.Ttpr. Dalam usulan tersebut, nama Kabupaten Surabaya diubah menjadi Kabupaten Gresik.